Sabtu, 07 September 2013

Barito putra foot baal clube

 PS Barito Putera

     
 logo barito putra

PS Barito Putera (singkatan dari: Persatuan Sepak Bola Barito Putera) adalah klub sepak bola Indonesia berbasis di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. yang bermain di Liga Super Indonesia di musim 2013 .Pada Divisi Utama Liga Indonesia musim 2011/2012 berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Persita Tanggerang 2-1 di Stadion Manahan Solo. Barito Putera didirikan pada tahun 1988 dan bermarkas di Stadion 17 Mei Banjarmasin. Klub sekota Barito Putera adalah Perseban Banjarmasin Yang berlaga Di Divisi III PSSI dan kota tetangga Martapura Fc yang berlaga di Divisi I PSSI. Karena tidak memadainya stadion 17 Mei untuk digunakan sebagai homebase pada Musim 2013 Liga Super Indonesia untuk sementara (karena ingin di renovasi), maka untuk sementara home base dipindah ke Stadion Demang Lehman (dulu Stadion Indrasari) yang lebih representatif.
Pertandingan semifinal lawan Persib di Divisi Utama Liga Indonesia 1994/1995 itu merupakan pertandingan yang tak terlupakan tidak hanya bagi seluruh pemain, tapi juga bagi seluruh warga Kalimantan Selatan dan Tengah. Meski akhirnya kalah 0-1 oleh gol sundulan kepala Kekey Zakaria, kekalahan yang disebut oleh media-media nasional sebagai keberhasilan yang dirampok, karena kekalahan tersebut disinyalir sudah diskenariokan. Namun Barito Putera pulang disambut bak pahlawan. Manusia menyemut sepanjang 30 km mulai dari Bandara Syamsuddin Noor hingga ke tengah kota Banjarmasin.

Sejarah[sunting]

Skuat Barito Putera 2011/2012
Barito Putera dibentuk dengan harapan memajukan sepakbola Kalimantan Selatan. Lahir dari inisiatif H. Sulaiman HB, yang saat itu sedang mempertaruhkan nyawa di RS Pondok Indah Jakarta karena dihadapkan pada operasi besar. Beberapa pemainnya berasal dari PON Kalimantan Selatan tahun 1988 seperti, Radiani, Tarmizi (Barabai), Masransyah (Rantau), Abdillah, Sultan (Martapura), dua bersaudara M.Yusuf dan M.Riduan, Sear Yusuf Huwae, Enong Noordiansyah, dan Marjono (Banjarmasin). Karena ingin berbicara banyak di Kompetisi Galatama Barito Putera mendatangkan pemain dari Ujung Pandang seperti Agus Salim, Muchtar, Abunawas yang saat ini melatih Martapura FC, kemudian dari Bandung didatangkan M.Yunus, Nadir Salasa dari Surabaya, Sugiarto dari Malang dan Priyo Haryadi dari Jakarta. Awal berdirinya langsung mengikuti Galatama, dengan manajer M Hatta dan Arsitek Andi Lala. Pada Kompetisi Galatama 1988 tersebut Barito hanya dapat bertengger di urutan 18. Barito kalah bersaing dengan tim - tim besar yang sudah matang sebelumnya semacam Kramayudha Tiga Berlian yang saat itu diperkuat Herri Kiswanto, Kemudian Pelita Jaya yang saat itu keluar sebagai juara dan diperkuat oleh I Made Pasek Wijaya, Bambang Nurdiansyah (Banjarmasin), Alexander Saununu, Noah Meriam. Lalu ada Makassar Utama, Niac Mitra dan Arema Malang.
  • 1989/1990
Pemain Legendaris Barito, Frans Sinatra Huwae bergabung setelah dipanggil H. Leman, Frans Sinatra Huwae mundur dari Klub Pelita Jaya. Pelatih saat itu Sukma Sejati, dan Frans Sinatra Huwae menjadi kapten Barito.
  • 1990/1991
Pelatih Sukma Sejati digantikan Maryoto, dimana beliau adalah instruktur Diklat Ragunan yang membimbing Frans Sinatra Huwae. Salahudin bergabung Barito dan kemudian dipanggil Timnas Sea Games Manila dan mendapat medali emas. Salahudin jadi satu-satunya pemain Barito yang digaji PSSI seumur hidup.
  • 1991/1992
Barito Putera melesat dibawah arahan Maryoto menumbangkan tim-tim Galatama. Akhir 1992, Maryoto dipanggil PSSI untuk melatih Timnas. Pelatih Barito kemudian dipegang Andi Teguh.
  • 1992/1993
Andi Teguh membawa Barito semakin solid dengan pemain lokal di kompetisi Galatama seperti Frans Sinatra Huwae, Salahudin, Zainuri, Yusuf Luluporo, Abdillah, Albert Korano, Fahmi Amiruddin, Samsul Bahri, Joko Hariyono, Heriansyah, Saiman dll.
  • 1993/1994
Daniel Roekito menggantikan Andi Teguh pada 1993, memoles Barito menjadi salah satu Tim yang ditakuti di Liga Dunhill. Memunculkan striker yang sangat disegani saat itu, Buyung Ismu.
  • 1994/1995
Tahun yang tak bisa dilupakan, Barito Putera yang saat itu dimanejeri H Rahmadi HAS sukses ke semifinal Ligina I. Sayang mereka tumbang di semifinal kala berhadapan dengan Persib Bandung 0-1 di Senayan. Kekalahan yang disebut oleh media-media nasional sebagai keberhasilan yang dirampok, karena kekalahan tersebut disinyalir sudah diskenariokan. Namun sepulangnya dari Senayan, Barito disambut bak Pahlawan, manusia menyemut dari Bandara Syamsuddin Noor Banjarbaru ke arah Banjarmasin sepanjang 30 km dengan kostum merah kebanggan Barito Putera pada waktu itu.
  • 1995/1996
Tahun ini Barito Putera hanya mampu masuk 8 Besar Liga Dunhill, Daniel Roekito digantikan oleh pelatih asal Bulgaria, A.Soso. Sejak berdiri hingga sekarang, A.Soso adalah pelatih asing satu-satunya yang pernah menukangi Barito.
  • 1996/1997
Maryoto kembali hadir menggantikan A.Soso yang dianggap kurang maksimal. Barito Putera mampu kembali ke 8 besar Liga Kansas.
  • 1997/1998
Barito Putera di arsetiki Rudy Wiliam, masuknya Nanang Hidayat ( eks kiper Arema ), Noach Merriam ( eks Pelita ) cukup mampu membuat tim ini tangguh meski Barito mengalami kesulitan menggelar laga kandang gara-gara kerusuhan 23 Mei di Banjarmasin. meski akhirnya Barito menggelar "Laga Kandang Berjalan" . sayang liga berhenti di tengah jalan karena kerusuhan reformasi.
  • 1998/1999
Masih dengan duet Maryoto dan [[[A.Soso]], namun belum ada peningkatan, Barito tetap di 12 Besar Ligina.
  • 1999/2002
2000/01 Barito Putera dilatih Mundari Karya dengan 3 pemain asing. Bako Sadisou, Zamen Piere dan Stephen Weah. Hasil nya lolos ke 8 besar di Padang. saat itu Sunar Sulaiman dan Isnan Ali masuk Timnas Pra Piala Dunia 2002 2001/02. Barito dilatih Tumpak Sihite, hasilnya :Runner Up Grup Timur dan Lolos 8 Besar. pemain asing, Bako Sadisou, Tassio Sadisou dan Nicholas Djone.
  • 2002/2003
Kondisi Keuangan manajemen Barito Putera sedang mengalami kemunduran, Frans Sinarta Huwae dipercaya melatih Barito Putera. Sayang, setelah 9 Tahun berada di kasta tertinggi Liga Indonesia, Barito harus terpuruk ke Divisi I, sunggu kenangan pahit bagi Barito Putera.
  • 2003/2004
Barito Putera kembali harus jatuh ke Divisi II, Frans Sinatra Huwae digantikan Gusti Gazali. Sempat diisukan bubar, namun manajer Hasnuriyadi membantahnya dengan press release yang dikirim ke media cetak pada tahun itu.
  • 2004-2007
Ditengah situasi Krisis, H Sulaiman HB menunjuk Putera Bungsunya Zainal hadi Hasnuryadi Sulaiman HB untuk jadi manajer tim. Zainal kemudian memanggil Salahudin yang sukses menghantarkan Persepar Palangkaraya ke Divisi I Liga indonesia pada 2007.
  • 2007/2008
Dalam keadaan yang terpuruk, Salahudin memikul tanggung jawab mengembalikan Barito seperti jaman 1994/1995. Akhirnya Salahudin berhasil mengumpulkan materi pemain yang punya semangat juang tinggi dan meraih Juara Divisi II pada 2008 dan mendapat promosi ke Divisi I pada 2008.
  • 2008/2009
Gairah tim kebali digalakkan, semangat masuk Divisi Utama jadi bidikan. Hadirlah pilar-pilar terbaik Salahudin seperti Sugeng Wahyudi, Husin Mugni, Dwi Permana, Zulkan Arief, Adre Djoko, Sartibi Darwis, dll. Barito mampu bertahan di divisi I.
  • 2009/2010
Akhirnya Salahudin sukses membawa Barito Putera naik tahta ke Divisi Utama Liga Indonesia.
  • 2010/2011
Ditangan salahudin Barito Putera mampu bertahan di papan tengah Grup 3 Kompetisi Divisi Utama Liga Ti-Phone. Jika tahun ini bisa jadi tim kuat di Liga Ti-Phone, setidaknya tahun depan bisa jadi pelecut untuk menembus Liga Super Indonesia atau ISL. Pada laga terakhir melawan PSS Sleman, Barito Putera takluk 0-1 sehingga finish di urutan ke 6 Divisi Utama Liga indonesia dan gagal lolos ke Piala Indonesia. Namun harapan besar Barito berlaga di Piala Indonesia sangat terbuka. Barito naik peringkat ke 5 setelah PSSI menghukum Persebaya Divisi Utama karena ketahuan memakai pemain yang tidak sah. Tetapi Piala Indonesia batal digelar karena lambat nya Kongres Luar Biasa PSSI dilaksanakan
  • 2011/2012
Coach Salahudin berhasil membawa Barito Putera ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia dan berhasil menjadi Raja di Divisi Utama Liga Indonesia setelah mengalahkan Persita Tangerang 3 - 1 di Stadion Manahan, Solo. Gol Barito Putera diciptakan oleh Sugeng Wahyudi dan Sackie Teah Dou. Saat tiba di Banjarmasin, skuad Barito Putera disambut bak pahlawan dan mengarak trofi juara keliling Banjarmasin.

Perjalanan[sunting]

Galatama[sunting]

  • 1989 : Peringkat 18 dari 18 Tim
  • 1990 : Peringkat 16 dari 18 Tim
  • 1991 : Peringkat 7 dari 20 Tim
  • 1992 : Peringkat 3 dari 17 Tim
  • 1993 : Peringkat 5 dari 8 Tim Wilayah Timur

Liga Indonesia[sunting]

  • Liga Indonesia 1994/1995 - Peringkat ke-1 Divisi Utama Wilayah Timur
  • Liga Indonesia 1995/1996 - Peringkat ke-15 Divisi Utama Wilayah Timur
  • Liga Indonesia 1996/1997 - Peringkat ke-4 Divisi Utama Wilayah Tengah
  • Liga Indonesia 1997/1998 - Peringkat ke-4 Divisi Utama Wilayah Tengah (Liga dihentikan)
  • Liga Indonesia 1998/1999 - Peringkat ke-3 Divisi Utama Grup D
  • Liga Indonesia 1999/2000 - Peringkat ke-9 Divisi Utama Wilayah Timur
  • Liga Indonesia 2001 - Peringkat ke-4 Divisi Utama Wilayah Timur (Semifinal)
  • Liga Indonesia 2002 - Peringkat ke-2 Divisi Utama Wilayah Timur (Semifinal)
  • Liga Indonesia 2003 - Peringkat ke-20 (Format 1 Wilayah) (Degradasi ke divisi I)
  • Liga Indonesia 2004 - Divisi I Peringkat ke-11 dari 12 tim di grup (degragdasi ke Divisi II)
  • Liga Indonesia 2005 - Divisi II
  • Liga Indonesia 2006 - Divisi II
  • Liga Indonesia 2007 - Divisi II
  • Liga Indonesia 2008/2009 - Juara Divisi II (Promosi Divisi I)
  • Liga Indonesia 2009/2010 - 8 Besar Divisi I (Promosi Divisi Utama)
  • Liga Indonesia 2010/2011 - Peringkat ke-5 Divisi Utama Wilayah 3
  • Liga Indonesia 2011/2012 - Juara Divisi Utama Menang atas Persita (Promosi Liga Super Indonesia)

Prestasi[sunting]

  • Juara (1): 2011-12
  • Juara (1): 2008-09

[sunting]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar